Jumat, 09 Mei 2014

Melalui Kemitraan, Jadikan Indonesia Kiblat Fashion Muslim Dunia

www.efashion-in.com
Melalui kemitraan, jadikan Indonesia Produsen dan Kiblat Fashion Muslim Dunia. Itulah misi yang ingin diusung DHN Konveksi dalam kancah industri fashion muslim. Indonesia mengalami pertumbuhan trend muslimah berhijab yang sangat mengagumkan, hal itu dibuktikan dengan terus naiknya permintaan busana muslim, bertumbuhnya komunitas-komunitas hijab, serta berbagai acara hijab class di kampus, pengajian, perusahaan hingga di acara arisan.

"Indonesia memiliki potensi besar di bidang fashion dan tekstil" demikian ucap Akli Djumadie, Managing Director sebuah web marketplace busana muslim beberapa waktu yang lalu (marketing.co.id).

Menurut Akli, Indonesia negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia sejatinya sangat berpotensi menjadi kiblat fashion muslim dunia. Hal itu tidaklah sulit diwujudkan, mengingat beberapa faktor penunjang seperti tersedianya bahan baku yang melimpah dan iklim kreatif industri fashion yang sangat kondusif.

Gejalanya dapat dilihat dengan tumbuhnya desainer-desainer lokal berbakat. Tumbuhnya Brand Fashion Muslim dan rumah produksi yang mengawal para pemilik fashion branded. Desainer ini bertindak sebagai aktor dari tumbuh berkembangnya industri fashion di Indonesia. Peran disigner mulai dari pemilihan material, perencangan desain baju, hingga produksi yang berkualitas menjadi kunci kesuksesan dalam mengharumkan nama Indonesia di kancah industri fashion dunia.

Produk fashion muslim yang berkualitas hasil kreasi designer berbakat ini tentunya perlu dipublishkan dengan baik kepada pasar, baik lokal maupun dunia. Hadirnya marketing online dan marketplace yang menjual secara online, maraknya media sosial yang menjual fashion muslim melalui jejaring sosial telah menjembatani pemilik brand fashion muslim dengan pasar dan keberadaannya menjadi katalisator untuk pertumbuhan brand-brand islamic fashion di Indonesia seperti halnya peran yang dilakukan salah satu marketing online efashion-in.com

Di era internet global  yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, marketplace atau toko online islami dibutuhkan agar pemasaran produk fashion islam lebih efektif, ekonomis dan aman sekaligus penggiat marketing online berperan sebagai gerbang industri dan pemasaran produk fashion islami nasional dan dunia. Dengan internet marketplace-e-commerce yang representatif, diharapkan perkembangan brand-brand fashion islam lokal dapat lebih berkembang dan eksis ke seluruh penjuru dunia.

Peran marketing yang melek IT di era internet turut menentukan eksistensi industri fashion Indonesia di pasar dunia. Pelaku bisnis online dan marketing online dengan marketplace-e-commerce dan beragam media sosial seperti yang dilakukan efashion-in.com dan penggiat marketing online-marketplace lainnya telah menjadi mitra kerja yang strategis bagi produsen dan pemilik usaha fashion khususnya fashion branded. Peran penggiat marketing online dan ecommerce diharapkan dapat menjembatani produsen dan pelanggan dalam negeri dan luar negeri. Seperti konsumen Asia, Eropa, Amerika dan Timur Tengah. Peran menjembatani akses pasar yang dibangun akan lebih konprehensif dan sinergis jika penggiat marketing online seperti efashion-in.com dan penggiat lainnya juga menjembatani terbangunnya kemitraan antara pengusaha konveksi, pemasok bahan baku, sarana produksi dan owner fashion muslim branded. Karena tidak semua brand fashion muslim memiliki workshop produksi sendiri alias produk mereka disubkan produksinya ke pihak lain. Begitu juga dengan  pengusaha offline di pusat niaga fashion seperti Tanah Abang dan lainnya.

Produk fashion perlu dukungan pemasaran yang handal. Untuk itulah keberadaan efashion-in.com dan penggiat marketing online-ecommerce lainnya dibutuhkan. Begitu juga DHN Konveksi dan sentra konveksi lainnya, siap mewujudkan imajinasi para designer dan para pemilik bisnis fashion menjadi karya original, bernilai, dan kompetitif di pasar global. Untuk merealisasikan dukungannya itu, seperti halnya marketing online, rumah produksi atau konveksi juga memerlukan dukungan yang sama agar keberadaannya eksis menjadi bagian dari industri fashion. Dengan demikian, jelaslah, bahwa rumah produksi/konveksi, marketing online/offline, pengusaha fashion branded non branded, supplier bahan baku dan sarana produksi perlu menjalin aliansi strategis yang saling menguntungkan sehingga tercipta kerjasama harmoni yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) antar pelaku usaha fashion.

Berangkat dari pemikiran di atas, DHN Konveksi mengajak stake holder usaha fashion untuk menjalin kemitraan strategis yang dimaksud. DHN Konveksi dan mitra konveksi sekitarnya juga membuka peluang kepada pebisnis fashion pemula atau yang sudah berjalan untuk secara langsung menjalin kemitraan produksi fashion branded yang diinginkan. Lokasi workshop yang asri di bawah kaki gunung puntang, sarana dan prasarana produksi yang relatif memadai, plus sumber daya sekitar yang melimpah, memungkinkan DHN Konveksi dapat memback up kebutuhan produksi fashion pengusaha fashion.

Perlu disampaikan, meskipun sudah banyak fashion muslim bermerk yang kerjasama produksinya yang ditangani oleh DHN Konveksi dan mitra konveksi lainnya, sayangnya belum langsung terjalin kerjasama kemitraan dengan owner/pemilik brand fashion muslim. Mata rantai order yang panjang telah memangkas keuntungan konveksi dan juga pekerja konveksi. Karena sementara ini, job produksi masih melalui tangan kedua atau agen, bahkan ada yang dari dari tangan ketiga. Hal tersebut memang tidak masalah, namun dari sisi ongkos produksi tentunya sudah terpangkas beberapa pos. Kondisi demikian berimbas pada kecilnya upah produksi kepada para pekerja, dan minimnya pendapatan usaha Konveksi sehingga dengan demikian konveksi sulit berkembang.

Centra Industri Fashion

Workshop DHN Konveksi beserta mitra konveksi lainnya berada di lingkungan workshop yang mayoritas masyarakatnya pekerja konveksi dan pengelola konveksi dari konveksi besar sampai konveksi rumahan. Daerah gunung puntang, cimaung Bandung ini bisa dikatakan salah satu kampung konveksinya Bandung. Sayangnya Pengusaha Konveksi belum sepenuhnya mendapat pembinaan dari pemerintah dan dinas terkait. Keterbatasan akses order, sarana produksi (workshop dan mesin) serta minimnya modal kerja, membuat mereka terpaksa menerima order produksi dari para agen dengan ongkos produksi yang relatif rendah. Ini dilakukan oleh pemilik konveksi agar para pekerja tetap ada penghasilan. Lebih parah lagi, ongkos produksi (makloon) sebagian besar dibayar tempo satu minggu hingga satu bulan sehingga pemilik konveksi harus punya dana talangan untuk membayar pekerja. Padahal order produksi banyak berdatangan dari pusat fashion seperti Tasikmalaya, Tegal Gubuk, Tanah Abang dan Fashion Branded terkenal. 

Untuk itulah, DHN Konveksi berharap para Pengusaha Fashion Branded, Ekportir, Supplier Produk Fashion dan Pemilik Toko Offline di sentra perdagangan seperti Tanah Abang dan yang lainnya dapat turun langsung dan menjalin kemitraan dengan DHN Konveksi dan konveksi-konveksi lainnya di sekitar lokasi workshop DHN. Dengan pola kemitraan terpadu, Insya Allah akan mendorong tumbuhnya pengusaha konveksi yang mandiri dan berkembang serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat pekerja di lingkungan konveksi plus semakin bertumbuhnya bisnis fashion dan mimpi menjadi Indonesia kiblat fashion muslim dunia dapat terwujud dalam bingkai sukses sejahtera bersama.
(Yana 05/2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar